Kamis, 01 Oktober 2015



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                               Halaman
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………            1
1.2 Rumusan Masalah  …………………………………………………….              1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………              2
BAB II. Pasar Oligopoli                                         
1. Pengertian Pasar Oligopoli …………………………………...................              3
2. Terbentuknya Pasar Oligopoli …………………………………………..
3. Karakteristik Pasar Oligopoli …………………………………………...              4
4. Ciri – ciri Pasar Oligopoli ...………………………………………..........              5
5. Sifat – Sifat Pasar oligopoli ..……………………………………….......               6
6.Jenis – jenis Pasar Oligopoli ...……………………………………….......              6
7. Keseimbangan Oligopolis …………………………………………........               6
2.1. Model Kinked Demand ………………………………………….......             7
2.2. Model Kepemimpinan Harga ………………………………………..              8
8. Duopoli ………………………………………….....................................            9
3.1. Model Cournot …………………………………………....................            9
3.2. Model Stackelberg …………………………………………..............             10
3.3. Model Betrand …………………………………………....................             11
3.4. Model Chamberlin …………………………………………..............             11
9. Maksimasi Keuntungan Oligopoli ………………………………………               12
10. Hubungan Antar Perusahaan Dalam Pasar Oligopoli …………………                 12
4.1. Oligopoli dengan kesepakatan ………………………………………              12
4.2. Oligopoli tanpa kesepakatan …………………………………………             13
11. Bentuk-bentuk Kerjasama dalam Struktur Pasar Persaingan Oligopoli..                 13
12. Hambatan Dalam Persaingan Oligopoli ……………………………….                15
5.1. Skala Ekonomis …………………………………………..................             15
5.2. Ongkos Produksi yang Berbeda ……………………………………..             15
5.3. Keistimewaan Hasil Produksi ……………………………………….              15
13. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli …………………………...               16
14. Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli …………………...                17 
BAB III. Penutup
KESIMPULAN ……………………………………………………………………            21
DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………………             22



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan  tugas ekonomi mikro yang berjudul “ Pasar Oligopoli” Makalah ini disusun agar mahasiswa- mahasiswi Universitas Antakusuma dapat mengetahui lebih jelas tentang bagaimana sebenarnya bentuk pasar oligopoli.
            Kami menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan karena dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman- teman demi kesempurnaan makalah ini.
kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa- mahasiswi khususnya mahasiswa- mahasiswi
Universitas Antakusuma tentang pasar oligopoli disetiap kegiatan, serta kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu kami atas terwujudnya pembuatan makalah ini.




                                                                                                Pangkalan Bun, Desember 2013

                                                                                                            Hormat kami,

                                                                                                            Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Pasar juga merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa yang diperjualbelikan. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar oligpoli mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan-permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensif yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
1.2. Rumusan masalah
1.      Apa pengertian dari pasar oligopoli ?
2.      Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli ?
3.      Bagaimana karakteristik pasar oligopoli ?
4.      Apa saja yang menjadi ciri-ciri dari pasar oligopoli ?
5.      Menyebutkan apa saja sifat-sifat dari pasar oligopoli ?
6.      Apa saja jenis-jenis pasar oligopoli ?
7.      Bagaimana model oligopoli yang menjadi titik keseimbangan oligopolis ?
8.      Apa pengertian dari duopoli dan bagaimana saja model kurva yang digambarkan ?
9.      Bagaimana letak posisi perusahaan oligopoli pada saat mendapatkan keuntungan ?
10.  Bagaimana hubungan antara perusahaan dalam pasar oligopoli ?
11.  Bagaimana  bentuk kerjasama dalam srtuktur pasar oligopoli ?
12.  Apa saja kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli ?
13.  Apa saja hambatan-hambatan dalam persaingan oligopoli ?
14.  Bagaimana contoh nyata dan contoh soal yang berhubungan pasar oligopoli ?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari pasar oligopoli.
2.      Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli.
3.      Dapat mengenal karakteristik dari pasar oligopoli.
4.      Mengetahui apa-apa saja yang menjadi ciri-ciri dari pasar oligopoli.
5.      Mengetahui apa-apa saja yang menjadi sifat-sifat dari pasar oligopoli.
6.      Mengetahui jenis-jenis pasar oligopoli.
7.      Mengenal model-model oligopoli yang menjadi titik keseimbangan oligopolis.
8.      Untuk dapat mengetahui apa pengertian dari duopoli dan model kurva yang digambarkan.
9.      Mengetahui maksimasi keuntungan pasar oligopoli.
10.  Mengetahui hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli.
11.  Dapat mengetahui bentuk-bentuk kerjasama dalam srtuktur pasar oligopoli
12.  Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli.
13.  Mengetahui hambatan-hambatan dalam persaingan oligopoli.
14.  Mengetahui contoh yang berhubungan dengan pasar oligopoli serta contoh soalnya..












BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pasar Oligopoli
Istilah Oligopoli berasal dari bahasa Yunani,  yaitu: Oligos Polein  yang berarti: yang menjual sedikit atau beberapa penjual. Beberapa penjual dalam konteks ini, maksudnya di mana penawaran satu jenis barang di kuasai oleh beberapa perusahaan, beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10 atau 15 perusahaan. Teori oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang. Istilah oligopoly pertama kali digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya pada tahun 1916, yaitu “Utopia 11". Dalam karya tersebut dikatakan bahwa harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi ketika perusahaan di pasar lebih dari satu. Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838 melalui karyanya “Researches sur les priciples mathematiques de la theorie des richesses”. Lima puluh tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh Bertrand. Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini teori Cournot tetap dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya. Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoli Pasar Oligopoli merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak sempurna. Dimana pasar Oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual yang memproduksi barang sejenis.
2. Faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli

a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk, dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoly. Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalamskala sangat besar. Keadaan diatas merupaka hambatan untuk masuk (barriers to entry) bagi perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoly hanya terdapat sedikit produsen.

b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya ( persaingan sempurna, monopoli,dan pasar monopolistik ), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena dalam industri oligopoli, kemampuan keungan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus mempunyai kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya lebih kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memilki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
Contohnya dalam industri mobil, untuk satu jenis mobil, skala efisiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50.000 – 100.000 unit per tahun. bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal seluruhnya anatara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, dana yang dibutuhkan untuk berproduksi ratusan miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus mempersiapkan dana triliunan rupiah.

3. Karakteristik Pasar Oligopoli
Ada beberapa karakter pasar oligopoli, antara lain adalah :

a. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms)
Secara teoristis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar dapat dikatakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoli). Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industri dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi (concentration ratio). Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoli dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai dengan delapan perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti 60% output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna. Pasar suatu industri dinyatakan berstruktur oligopolistik apabila CR4 melebihi 40%. Dapat juga diukur delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80, berarti 80% penjualan output dalam industri dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferentiated Product)
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli merupakan peralihan antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang dihasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam mencapai kondisi optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output strategy) untuk meningkatkan laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok, film kamera. Sedangkan yang menghasilkan produk homogen adalah industri baja, pipa, paralon, seng dan kertas.
Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang oligopolistik. Semakin besar tingkat diferensinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoli dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.
Di luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang menghasilkan produk homogen lebih sedikit, karena pada industri oligopoli dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap produk (merek) tertentu.

c. Pengambilan Keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih di luar industri (potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices) yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.


d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut :
1) Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi perilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelijen industri untuk memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
4. Ciri-ciri Pasar Oligopoli
Ciri-ciri pasar oligopoli sebagai berikut :
a.       Pasar oligopoli hanya terdiri atas sekelompok kecil perusahaan. Dalam pasar oligopoly  terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan di samping itu pula terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa tersebut saling memengaruhi satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap perusaan harus mengambil keputusan dengan hati-hati dalam mengubah harga, bentuk barang, corak produksi dan sebagainya. Sifat saling memengaruhi (mutual interpendence) ini merupakan sifat khusus dari pasar oligopoli.
b.      Barang yang diproduksi adalah barang  yang standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu. Barang yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan barang yang standar misalnya pada industry penghasil barang mentah (baja dan aluminium) dan industry bahan baku (semen dan bahan bangunan). Selain itu pada pasar oligopoly juga memproduksi barang yang berbeda corak. Barang yang diproduksi adalah barang akhir seperti industry mobil, industry rokok, industry pesawat terbang, dan lain-lain.
c.       Hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar. 
Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi). Karena ada ketergantungan dalam perusahaan tersebut untuk saling menunjang. Contoh: bakrie group memiliki pertambangan, property, dan perusahaan telefon seluler (esia)
d.      Adanya hambatan bagi pesaing baru.
Perusahaan yang telah lama dan memiliki pangsa pasar besar akan memainkan peranan untuk menghambat perusahaan yang baru masuk ke dalam pasar oligopoly tersebut.
e.       Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen).
f.        Advertensi (periklanan) sangat penting dan intensif.
Untuk menciptakan brand image, menarik market share dan mencegah pesaing baru. Dalam pasar ini peran iklan sangat membantu peusahaan dagang karena iklan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat atau calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti ampuh dalam menarik perhatian calon pembeli yang ingin memilih barang-barang , dengan mudah perusahaan membuat iklan tentang produknya dengan keunggulan-keunggulan produknya dibanding produk perusahaan lain atau perusahaan pesaing.



g.       Sulit Dimasuki Perusahaan Baru.
Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit dimasuki oleh perusahaan baru, karena image dari perusahaan yang sudah lama terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan yang baru muncul yang menawarkan barang yang sama namun pembeli atau konsumen tidak tau kualitas dari barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut.

h.       Harga Jual Tidak Mudah Berubah.
Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tidak cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah, mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang diluncurkan oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya yang menjual varian yang sama namu harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.

5.  Sifat Pasar Oligopoli
   Harga produk relative sama
   Perbedaan produk merupakan kunci sukses
   Sulit masuk pasar, karena butuh sumber daya yang cukup besar
   Perubahan harga akan di ikuti perusahaan lainnya.

6. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

a.        Oligopoli Murni (Pure Oligopoly)
Jenis ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral.
b.      Pasar Oligopoli dengan Pembedaan (Differentiated Oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki.
7. Keseimbangan Oligopolis
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoli disebut Oligopolis sebagai produsen, keseimbangan oligopoly tidak menekan dimensi waktu, melainkan kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak, bukan saja dilihat dari kemampuan mengatur output dan harga, tetapi juga kemampuan memprediksi prilaku pesaing. Karena itu oligopolis akan mencapai keseimbangan jika perusahaan dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga dengan para pesaing.
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, membuat para ekonom mengembangkan berbagai model untuk menganalisis prilaku oligopolis. Sayangnya, tidak ada satupun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik. Dalam penjelasan berikut ini, akan dibahas model permintaan yang patah ( kinked demand model ) dan model kepemimpinan harga ( price leadership model ).
1. Model Kinked Demand
            Model Kurva Permintaan Patah – Kinked Demand model dikembangkan oleh SWEEZY pada tahun 1939. Dua pemikiran penting yang dilontarkan Sweezy adalah bahwa harga dalam pasar oligopoly bersifat kaku ( inflexible ) dan oligopolis mengambil keputusan berdasarkan sikap ( scenario ), pesimis ( pesimis way ). Permintaan sangat elastic bila harga dinaikkan dan inelastic bila harga diturunkan.  Oleh karena itu, ia mengenalkan kurva permintaan patah sebagai alat operasional untuk menentukan keseimbangan di pasar oligopoli.
              Kurva permintaan produsen oligopoli mempunyai “patahan” yang mencermikan pola prilaku produsen sebagai berikut: jika produsen menurunkan harga jual untuk outputnya, ia mengharapkan bahwa lawannya akan mengikuti menurunkan harga sehingga terjadi kenaikan jumlah barang yang di minta di pasar walaupun kenaikan jumlah barang yang diminta bagi produsen yang menurunkan tidak seperti yang diharapkan. Dalam artian bahwa tambahan jumlah barang tidak mengikuti kurva D1 tetapi  mengikuti kurva KD2. Misalnya pada penurunan harga dari  P menjadi P1, bukannya diikuti perubahan jumlah yang diminta menjadi OQ2 tetapi hanya OQ1. Tetapi kalau produsen meningkatkan harga, produsen yang lain tidak akan mengikutinya sehingga siprodusen itu akan menanggung rugi dalam bentukberkurangnya jumlah barang yang diminta.
            Konsekuensi dari pemikikiran tersebut adalah perusahaan menghadapi dua skenario permintaan. Skenario pertama, sebut saja D1 adalah permintaan dengan asumsi pesaing tidak bereaksi terhadap strategi perusahaan. Permintaan ini sangat elastis. Permintaan kedua D2 adalah jika pesaing bereaksi terhadap strategi perusahaan. Permintaan ini tidak elastis, seperti digambarkan diagram berikut ini.

Kurva permintaan perusahaan oligopoli


 
                               RP
                            
                               A
                        P3
                     
                        P1                                                     B

                        P2
                                                    C
                                                                  D2                 D1
                                                    D
                                                            MR1

                                                         MR2
                         0                                 E
                                        Q3             Q1     Q2                     kuantitas
                                                 
            Kurva permintaan patah juga mencerminkan adanya ketegaran harga ( Stickiness of Prices ) pada situasi perubahan ongkos. Dan juga merupakan manifestasi dari ketidaktentuan di pasar oligopoly dalam hal harapan adanya reaksi dari pihak  lawan dengan dengan adanya penurunan harga tetapi bukan pada waktu ada kenaikan harga.
            Model ini banyak mendapatkan kritik karena tidak menjelaskan seberapa besar / panjang patahan tersebut. Dan sering dikatakan bukan sebagai teori harga tetapi sekedar alat untuk menunjukkan mengapa harga akan cenderung tidak berubah.

2. Model Kepemimpinan Harga ( Price Leadership Model )
Dalam model ini perusahaan yang dominan mengambil inisiatif dalam penentuan harga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan laba dengan membentuk kolusi secara implisit ( implicit collusion ). Dikatakan kolusi karena perusahaan dominan berharap perusahaan lain mengikuti langkah tersebut. Dikatakan implicit karena kolusi tidak berdasarkan perjanjian formal. Produsen dominan memberikan sinyal harga ( price signaling ), misalnya dengan menggunakan media massa ( konferensi pers ). Produsen dominan memiliki posisi penentu harga ( price taker ). Diagram berikut menggambarkan secara grafis. Di Indonesia, semen Tiga Roda ( Indocement ), dan film Fuji adalah contoh price leader dalam pasar yang oligopolistik.
Model Kepemimpinan Harga Oligopolis
Permintaan pasar adalah Dm yang merupakan permintaan total yang dihadapi setiap perusahaan dalam pasar. Pada saat harga P1, perusahaan dominan tidak berproduksi. Bila harga P2, permintaan perusahaan dominan identik dengan permintaan industry, karena permintaan terhadap perusahaan lain sudah tidak ada ( nol ). Struktur penawaran industry di gambarkan dengan kurva Sm yang merupakan penjumlahan biaya marginal seluruh perusahaan dalam industri.Sedangkan permintaan perusahaan dominan adalah Dd dengan struktur penawaran Sd. Untuk mencapai laba maksimum, perusahaan  dominan menyamakan MR dan MC, sehingga menjual seharga Pd degan output sejumlah Qd.
Karena posisinya hanya sebagai penerima harga, perusahaan – perusahaan lain menetapkan jumlah produksi berdasarkan harga yang ditetapkan perusahaan dominan (Pd). Dengan harga jual Pd per unit, jumlah output yang menghasilkann laba maksimum adalah Qs, pada saat Pd=Sm. Jumlah output yang di produksi industri adalah Qm = Qs + Qd.
Seandainya kolusi eksplisit diijinkan, produsen membentuk kerja secara formal yang disebut kartel. Seperti yang dilakukan oleh negara-negara penghasil minyak bumi dalam kartel OPEC. Pembentukkan kartel menyebabkan produsen yang bergabung memiliki posisi oligopolis dominan dan dapat mengambil inisiatif penentuan harga. Alat analisis prilaku kartel sama persis dengan alat analisis prilaku perusahaan dominan. Untuk mencapai hasil maksimal, dua syarat harus dipenuhi kartel, yaitu memiliki potensi monopolis ( permintaan inelastis ) serta memelihara kekuatan dan stabilitas kerjasama (komitmen).
8. Duopoli
            Duopoli adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoli hanya ada dua perusahaan. Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi antar perusahaan dalam pasar oligopoli.

1. Model Cournot
Dalam model Cournot di anggap bahwa produsen duopolis mempunyai produk dan ongkos yang identik serta masing-masing produsen bertujuan memaksimumkan keuntungannya pada setiap periode tetapi mungkin keuntungan industri tidak maksimum.
Model Cournot mendorong tercapainya keseimbangan yang stabil karena semakin banyak produsen yang ada dalam industri semakin besar pula jumlah barang yang ditawarkan. Sehingga akan menurunkan harga, dimana tingkat harga dalam pasar duopoli lebih rendah dari pada harga di pasar monopoli tetapi masih lebih tinggi jika di bandingkan dengan harga pada persaingan sempurna. Keseimbangan dalam model cournot ditentukan oleh perpotongan antara 2 kurva reaksi (reaction curve).
      Yang dimaksud dengan kurva reaksi adalah kurva yang menunjukkan bagaimana produsen I akan menentukan besarnya output sebagai reaksi atas keputusan produsen II dalam berproduksi.
      Gambar berikut menunjukkan kedua kurva reaksi bagi produsen I dan produsen II. Keseimbangan tercapai pada titik E dan keseimbangan ini dikatakan stabil karena kurva reaksi produsen I lebih landai dari pada kurva produsen II.

QII


 



  E

  0
QI
Kurva Reaksi Cournot



Pertanyaan timbul mengapa produsen memilih posisi E Jawaban yang disajikan oleh cournot adalah bahwa produsen-produsen tidak pernah mau mempertimbangkan pengalaman masa lalunya dalam mengambil keputusan. Dan ini merupakan salah satu kelemahan dari model cournot.
Model Keseimbangan Cournot
(Cournot Equilibrium Model)

                                    Q2  
                                                                       
                                    30            kurva reaksi
                                                    perusahaan
                                                       Q2 = 15-1/2 Q2
                                    20


 


                                                                   keseimbangan
                                    10                             cournot
                                                                                     Kurva reaksi perusahaan II
                                                                                        Q2  = 15 – 1/7 Q1

                                      0
                                                              10                       30     Q1
Kedua duopolis akan mencapai keseimbangan bila reaksinya sama( Q1 = Q2 ). Dengan penyelesaian matematika sederhana, keseimbangan akan tercapai pada saat Q1 = Q2 = 10 unit. Jika P = 30 – Q, maka harga keseimbangan adalah 20. Keseimbangan ini disebut keseimbangan Cournot atau titik Cournot.
2. Model Stackelberg
Dalam model Stackelberg menganggap bahwa salah satu produsen duopoli sudah cukup mampu dalam mengenal tindakan lawannya pada anggapan model Cournot. Ini berarti bagi produsen yang telah mapan akan mampu untuk menentukan kurva reaksi dari pihak lawan dan memasukkanya dalam fungsi ongkosnya yang selanjutnya ia akan bertindak sebagaimana monopolis mencapai keuntungan maksimum yaitu MR = MC < P. Sehingga produsen yg telah mapan ini dikatakan sebagai penentu harga sedangkan produsen yang lemah menkadi pengikut ( follower ).
Ringkasnya jika terjadi perbedaan antara produsen yang telah mapan dan yang lemah, maka akan terjadi keseimbangan yang stabil karena produsen yang lemah akan mengikuti. Tetapi jika keduanya merupakan produsen yang mapan maka situasi pasar akan menjadi labil karena masing-masing menginginkan bertindak sebagai pemimpin dalam menentukan harga. Situasi ini dikenal sebagai ketidakseimbangan Stackelberg ( STACKELBERG’S DISEQUILIBRIUM ) dan akibatnya terjadi perang harga sampai salah satunya dinyatakan kalah atau terjadi persetujuan antar mereka. Dan jika terjadi kerjasama ataupun yang satu dinyatakan kalah, maka akan tercapai keseimbangan.


Diluar dari pembahasan tentang Duopoli, ada pula beberapa model yang dikembangkan oleh ahli ekonom, diantaranya :
1. Model Bertrand
Model yang di sajikan oleh Bertrand, menganggap bahwa setiap produsen mengharapkan bahwa lawannya akan menjaga harga jualnya tetap, tidak terpengaruh dengan keputusan yang diambil. Dalam hal ini, setiap produsen dihadapkan pada kurva permintaan yang sama dan masing-masing bertujuan mendapatkan keuntungan maksimum, pada anggapan bahwa pihak lawan akan menjaga harganya tetap.
Dalam model Bertrand ini, keseimbangan dicapai pada perpotongan antara kurva reaksi produsen I dengan kurva reaksi produsen II yaitu pada titik E. Dan keseimbangan ini dikatakan stabil karena adanya pergerakan dari titik (ataupun titik-titik sepanjang garis PI=PII) tersebut akan didorong kembali ke titik E.
Yang perlu dicatat dalam model Bertrand ini adalah bahwa keuntungan maksimum industri tidak terapai karena dalam kenyataannya produsen bertindak sangat sederhana dengan meganggap bahwa lawannya akan selalu menjadi harga jualnya tetap. Dan inipun merupakan salah satu kelemahan Bertrand. Dan dalam model Bertrand anggapan di atas lebih reaslistik karena dalam kenyataannya produsen-produsen selalu menjaga harga jualnya tetap kecuali dalam masa inflasi.


 
PII
I
PI = PII


II

E

0
PI
Kurva Reaksi Betrand
2. Model Chamberlin
Model Oligopoli dari Chamberlin menyarankan bahwa keseimbangan yang stabil akan dicapai dengan menemukan harga sebagaimana yangditentukan oleh si monopolis bagi seluruh produsen yang ada dalam industri. Jika para produsen yang ada dalam industri. Jika para produsen mengetahui interdependensi antara mereka maka keuntungan industri akan terapai. Hamberlin berpendapat seandainya para produsen tidak menyadari adanya interdepensi (saling bergantung), maka industri akan mencapai keseimbangan Cournot ataupun keseimbangan Cournot ataupun keseimbangan Bertrand.
            Cahmberlin menolak adanya anggapan bahwa kebebasan bertindak oleh lawan tanpa memperhatikan tindakannya. Dan Chamberlin menganggap bahwa penyelesaian secara monopoli dapat dicapai tanpa adanya kerjasama antar produsen (collusion) ini berarti bahwa produsen dianggap cukup mampu untuk mengetahui adanya saling bergantung yang mereka ketahui dari kesalahan yang pernah mereka buat dan enerima posisi terbaiknya yaiu dengan menentukan harga secara monopoli P > MC.
            Model Chamberlinpun ada kelemahannya, khususnya dengan adanya anggapan bahwa bahwa tidak ada produsen baru masuk ke dalam industri “closed model”.

9. Maksimasi Keuntungan Oligopoli
Keuntungan Maksimum pada pasar oligopoli dicapai pada tingkat output dan harga dimana dipenuhi kondisi MC = MR, hal ini dikarenakan ada saat-saat MR bergerak vertikal maka harga bersifat tetap (rigid) dan cenderung berada pada harga yang ditetapkan pada permulaannya.

Harga dan Ongkos
D
D1

P0                                       E
MC2

MC0

MC1
MR2     D
0                                     Q0
( Gambar Kurva Maksimasi Keuntungan Oligopoli )
10. Hubungan Antar Perusahaan Dalam Pasar Oligopoli
Ada dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :

a.         Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.
                                              
b.      Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Persaingan antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari pesaingnya).
Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi dalam pasar persaingan ini sehubungan dengan tingkat harga dan jumlah produksi (produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu sebagai berikut :
1.      Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah produksinya agar harga jual produknya relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, maka biasanya langkah ini akan diikuti oleh pesaing dengan menurunkan harga jual produknya.
2.      Bila satu perusahaan mulai menurunkan harga jual produknya tanpa menambah jumlah produksinya dengan maksud untuk menguasai pangsa pasar, maka langkahnya akan diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan cara menurunkan harganya semata atau menurunkan harga dengan cara menjual lebih banyak produknya di pasar.
3.      Bila satu perusahaan menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara langsung pada penurunan harga ataupun dengan cara mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain relatif tidak akan mengikutinya.
11. Bentuk-bentuk Kerjasama dalam Struktur Pasar Persaingan Oligopoli
Struktur pasar oligopoly memungkinkan adanya kerjasama, baik secara diam-diam atau secara terang-terangan. Ada 3 hal yang menjadi keuntungan dalam sebuah perusahaan yang melakukan sebuah kerjasama, yaitu :
1)      Dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, jika perusahaan mengurangi persaingan antara perusahaan lain yang bertindak seperti monopolis.
2)      Dengan mengadakan kerjasama, perusahaan dapat mengurangi ketidakpastian yang ada, dalam artian tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerjasama.
3)      Dapat menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.
Dalam bentuk kerjasama struktur pasar oligopoli, dapat dikategorikan kerjasama sempurna dan tidak sempurna. Bentuk kerjasama sempurna adalah KARTEL, dimana Kartel merupakan organisasi resmi antar produsen dalam suatu industri yang bertujuan mengalihkan suatu keputusan manajemen dan fungsi produksi individu kedalanm asosiasi pusat agar dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Adanya pemindahan fungsi produsen individu kedalam asosiasi mempunyai tingkat perbedaan, yaitu sebagai : THE CENTRALIZED CARTEL & THE MARKET SHARING CARTEL.Dalam bentuk The Centralized Cartel, pengambilan keputusan yang menyangkut harga output ( produksi ), penjualan dan distribusi keuntungan diantara anggota diatur oleh puat asosiasi. Produsen yang menjadi anggota diwakili oleh pusat asosiasi dalam artian bahwa dalam pengambilan keputusan didasarkan atas pertukaran pikiran antar anggota, negoisasi dan perjanjian. tetapi kekuatan seseorang produsen dalam kartel tidak proposional.Sedangkan dalam bentuk The Market Sharing Cartel, hanya mengadakan perjanjian dalam pembagian pasar. Ini berarti bahwa anggota setuju atas pembagian pasar tersebut dengan atau tanpa menentukan harga jual masing-masing. Masing-masing anggota berhak menjual outputnya, namun harus memenuhi ketentuan perjanjiannya.
Bentuk kerjasama tidak sempurna adalah secara diam-diam diantara produsen sejenis mengadakan kerjasama / perjanjian dalam penentuan harga atau jumlah produksi. Perjanjian dalam penentuan harga The Price Leadership Arrangement, biasa terjadi pada industri baja, tembakau, minyak dan lainnya.
Tujuan dari adanya kartel ini adalah pembagian pasar. Mereka setuju dalam membentuk pasar jika masih mempertimbangkan kebebasan yang menyangkut bentuk dan macam output yang dihasilkan oleh masing – masing produsen serta kegiatan penjualan oleh masing – masing produsen.
Secara matematis, keadaan pencapaian keuntungan maksimum adalah sebagai berikut :
(1). R = f ( Xa + Xb ) = pendapatan total kartel            (5). π = f ( Xa + Xb ) - g ( Xa ) - h (Xb )
(2). Ca = g ( Xa ) = ongkos total produsen A               
(3). Cb = h ( Xb ) = ongkos total produsen B
(4). π = R – ( Ca + Cb ) adalah keuntungan     
Keuntungan maksimum dicapai jika :
           
           
f’ ( Xa + Xb ) = g ( Xa ) = h ( Xb ) atau MR = MR dari produsen A dan mc dari produsen B.
Secara gafis, keuntungan maksimum dicapai seperti pada gambar berikut.

Keuntungan Kartel
      Rp                                          Rp                                        Rp
Firm A                                     Firm B                          Industry
SMCa                                                                         D
d                                                                                                                      åMC
    p
        d                          SMCa
  mr
   Ca                             SACa                                             SACa
     r                                                                                   D
Ca                                                                                                               MR   
D                     MR
    0                    Xa                                        0                     Xa                         0                                 Xa   output
            Kurva permintaan dan pendapatan marginal industri adalah DD dan MR. Sedangkan kurva ongkos marginal dibentuk dari ongkos marginal jangka pendek dari setiap produsen yang ada di industri. Untuk setiap output agen pusat harus meminimumkan ongkos produksi bagi industri. Tujuan ini akan dicapai jika diadakan penjatahan setiap produsen anggota sedemikian rupa sehingga ongkos marginal setiap produsen = ongkos marginal produsen lain pada waktu memproduksi jatah masing-masing. Jika jatah dibagi secara tepat untuk setiap kemungkinan output industri, maka ongkos marginal bagi industri merupakan penjumlahan horizontal dari ongkos marginal jangka pendek setiap produsen yang ada dalam industri.
            Keuntungan maksimum dicapai pada harga P dan output yang dihasilkan adalah X. Setiap produsen invidu harus berproduksi sesuai dengan jatah dimana ongkos marginal jangka pendeknya sama dengan pendapatan marginal industri. Jatah bagi produsen A adalah Xa dan jatah B adalah Xb.
            Keuntungan bagi setiap produsen dapat diketahui juga keuntungan industri. Sedangkan keuntungan per unit output bagi produsen adalah selisih harga ditetapkan dalam industri dengan ongkos rata-rata setiap produsen. Keuntungan setiap unit dikalikan dengan output yang dihasilkan oleh masing-masing produsen merupakan keuntungan produsen yang disumbangkan ke industri. Keuntungan total industri merupakan penjumlahan dari keuntungan setiap produsen individu.



12. Hambatan Dalam Persaingan Oligopoli
          Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yang telah mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku) serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya terdapat kesepakatan/kartel.
         Adapun hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Skala Ekonomis
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru.

b.  Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar menjadi terampil).

c.  Keistimewaan Hasil Produksi
Bagi perusahaan yang telah lama berdiri dan sama lamanya dengan produk yang dihasilkan menyebabkan produk tersebut menjadi dikenal oleh masyarakat dan menciptakan konsumen yang loyal pada produknya. Selain itu, berhubung dengan tingkat kerumitan produk yang dihasilkan membuat perusahaan baru haruslah dengan cermat dan hati-hati mempelajarinya sehingga membutuhkan waktu yang lama, sementara bagi perusahaan lama hal tersebut adalah hal biasa.
         Selanjutnya, keistimewaan lain adalah bahwa perusahaan lama menghasilkan produk yang berfungsi sama akan tetapi disesuaikan dengan tingkatan pemakaiannya. Misalkan, INTEL, perusahaan penghasil processor terkenal, sebelumnya bersaing dengan Cyrix dan AMD dengan mengandalkan produknya, yaitu Intel Pentium (1-4). Akan tetapi, berhubung banyak pemakai komputer (PC) hanya untuk menjalankan operasi-operasi/program biasa seperti pengolah data, spreadsheet dan tampilan slide yang hanya membutuhkan procesor biasa yang umumnya diisi oleh Cyrix dan AMD, maka INTEL pun membuat Celeron dengan harga relatif sama dengan pesaingnya, namun dengan kemampuan sama dengan pendahulunya (Pentium 1-4).













13. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli
a. Kelebihan pasar oligopoli
1.      Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
Pasar oligopoli ini sangat memberi kebebasan terhadap pemilihan produk, secara umum pembeli memperkirakan akan lebih baik membeli produk yang mana yang dibutuhkan yang mana yang mampu memenuhhi kebutuhan, jadi para pembeli tidak akan di tawarkan dengan agresif oleh perusahaan dalam pasar ini, namun pembelilah yang menentukan akan membeli produk dari perusahaan mana.
2.      Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
Dalam pasar Oligopoli ini tentu penelitian - penelitian akan banyak terjadi ,contohnya penelitian tentang minat pembeli yang banyak membeli dari perusahaan lain di banding dengan perusahaan kita , ini merupakan penelitian untuk pengembangan produk yang perusahaan ini miliki agar dapat menarik pembeli dari perusahaan pesaing berkat keunggulan kualitas yang dimiliki.
3.      Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual.
Didalam pasar Oligopoli ini kepuasan konsumen atau pembeli sangat berpengaruh karena bisa saja dengan ketidak puasannya seorang pembeli dapat membuat pembeli lain ikut tidak puas dan beralih dengan produk lain dari perusahaan yang lain pula. oleh sebab itu banyak perusahaan bersikap baik dalam halnya pelayanan dan memperhatikan kepuasan pembeli agar pembeli bersikap loyal dan dapat membeli produk perusahaan ini dengan jenjang waktu yang lama.
4.      Adanya penerapan teknologi baru
Didalam pasar olihopoli ini penerapan teknologi terbaru sangatlah bermanfaat, jikateknologi yang semakin berkembang tidak diikuti oleh perusahaan bisa jadi pembeli akan membeli produk dari perusahaan lain yang memberi penerapan teknologi terbaru. oleh karena itu penerapan teknologi terbaru dapat memudahkan perusahaan untuk mengembangkan produknya agar lebih di minati.

b. Kelemahan pasar oligopoli
1.      Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
Dalam pasar oligopoli ini sering kali terjadi ketimpangan distribusi pendapatan,dimana perusahaan yang besar yang sudah lama berdiri dan banyak sekali peminatnya lebih banyak mendistribusikan produk dagangnya yang mengakibatkan hasil pendapatan yang banyak pula. sedangkan perusahaan yang kurang di minati pembeli otomatis akan mendistribusikan barang dangangnya dalam jumlah yang sedikit dan memperoleh pendapatan yang kecil.
2.      Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong  timbulnya inflasi
Didalam pasar oligopoli ini harga sangat bergantung, terkadang harga yang mahal itu menggambarkan kuliatas yang bagus pun belum tentu banyak peminatnya oleh karena itu perusahaan yang bekecimbung di dalam usaha ini sangat jarang menaikan harga, itupun jika naik hanya sedikit dan tidak berpengaruh terhadap minat pembeli sehingga jauh untuk terjadinya inflasi.
3.      Bisa menimbulkan pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing kurang
Didalam pasar oligopoli ini timbul pemborosan akiban biaya produksi yang besar namu pemasukan tidak seimbang ini diakibatkan perusahaan yang kurang peminat bekerjasama dengan perusahaan oligopolis lainnya yang juga kurang peminat untuk bersaing dengan perusahaan pemimpin pasar, mengapa bisa boros? karena biasanya dua perusahaan yang mempunyai satu produk kerjasama akan menimbulkan sedikit penghasilan namun biaya produksi yang sama. akibatnya biaya produksi dan penghasilan perusahaan tersebut goyan dan bisa menyebabkan pemborosan.
4.      Menimbulkan eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik  faktor produksi
Didalam pasar oligopoli ini timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi , ini dikarenakan minat pembeli yang cenderung memihak terhadap pemimpin pasar yang mengakibatkan faktor produksi perusahaan yang baru memulai eksistensinya kurang minat dari pembeli.

5.      Sulit ditembus / dimasuki perusahaan baru
Didalam pasar oligopoli ini sulit untuk perusahaan lain bergabung dalam usaha karena minat pembeli yang tinggi terhadap pimpinan pasar sehingga sangat sulit untuk perusahaan baru untuk berkembang karena kurangnya peminat dari pembeli
6.      Bisa berkembang ke arah monopoli perusahaan dalam pasar oligopoli
Didalam  pasar oligopoli ini bisa berkembang kearah monopoli jika sudah tidak ada yang mampu bersaing dengan pemimpin pasar, ini mengebabkan monopoli perusahaan ini berlanjut dengan menyaingin produk barang lainnya yang belum perusahaan ini kuasai. perusaaan ini berkemungkinan menyaring banyak pembeli karena produk yang lama sudah banyak peminat dan jika perusahaan ini menonopoli produknya sama dengan produk lain yang banyak di minati pembeli ,boleh jadi dengan produk terbarunya perusahaan ini dengan mudah menyaingi perusahaan lama lainnya yang memiliki produk yang belum di miliki oleh perusahaan ini.

14. Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli 
           Industri transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli. Kedua industri ini sangat padat moral, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat.Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.

      Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu. Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.

Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat mahal. Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.

Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk GPRS, yang memberikan tarif cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Contoh lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing.
Untuk mempertahankan pasarnya Pertaminan harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.
            Adapun contoh soal :
1). Sebuah perusahaan oligopolis menghadapi dua permintaan :
            Q1 = 200 – 10P adalah permintaan jika pesaing tidak bereaksi terhadap keputusan perusahaan.
            Q2 = 100 – 4P adalah permintaan jika pesaing bereaksi terhadap keputusan perusahaan.
a)      Gambarkan kurva permintaan dan penerimaan marginal (MR) yang relevan bagi perusahaan !
b)      Pada harga jual berapa pesaing akan bereaksi ?
c)      Hitung interval harga jual yang menyebabkan perusahaan tidak akan mengubah output !





























Jawab :
       Rp
          
  25
                    
  20  A
                    
  P*                B

  Pe                  C

  10                                                          Q1 = 200 – 10P
  Pr               D  MR2
                                        Q2 = 100 – 4P

                                E                F
    0
                  Q*       50             100                    150                       200    kuantitas
                                   MR1

a.       Pada diagram 11.6, kurva permintaan yang relevan adalah ABF (garis tebal). Di atas P* sampai di titik A, perilaku perusahaan tidak mengundang reaksi pesaing, sehingga kurva permintaan yang relevan adalah AB. Jika perusahaan menetapkan harga di bawah P* pesaing akan bereaksi, karena itu kurva permintaan yang relevan adalah BF. Sehingga kurva MR yang relevan adalah ACDE.

b.      Perusahaan pesaing akan bereaksi jika harga jual yang ditetapkan lebih rendah dari P*. Karena P* adalah titik potong Q1 dengan Q2 maka besarnya P* dapat diketahui,

Q1=200 - 10P
Q2=100 - 4P   -                 dimana Q1 = Q2                                                                                                                                                                                                  
 
0 = 100 - 6P
                       
P* = 50/3
Pesaing akan bereaksi jika perusahaan menjual barang dengan harga lebih rendah  dari 50/3 per unit.

c.       Dari jawaban (b), kita dapat mengetahui jumlah output keseimbangan adalah:
Q* = 200 – 10 P
      = 200 – 10(50/3)
      = 33 1/3 unit

Koordinat titik B adalah pada Q = 33 1/3 dan P = 50/3
Tampak pada diagram 11.6 interval harga di mana perusahaan tidak mengubah output adalah antara Pr sampai dengan Pe (yaitu pada MR yang vertikal CD).
Posisi titik C (yaitu harga Pe):
Berada pada MR1 pada saat Q = 33 1/3

MR1 = ∂TR1
                 ∂Q
TR1 = P.Q
Q = 200 – 10P | : 10
1/10Q = 20 - P
P = 20 – 1/10Q
TR1 = P.Q
 = (20 – 1/10Q) Q
 = 20Q – 1/10Q2

MR1 = ∂TR1 = 20 – 1/5Q
                 ∂Q
Pe = MR1 – Q*
Pe = 20 – 1/5 (33 1/3) = 40/3 = 13 1/3
Jadi Pe = 13 1/3

Posisi titik D (yaitu harga Pr):
Berada pada MR2 pada saat Q = 33 1/3


MR2 = ∂TR2
                 ∂Q
TR2 = P.Q
Q = 100- 4P |: 4
1\4Q = 25 - P
P = 25 – 1/4Q
TR2 = P.Q
TR2 = (25 – 1/4Q) Q = 25Q – 1/4Q2

MR2 = ∂TR2  = 25 – 1/2Q
                 ∂Q
Pe = MR2 – Q*
Pe = 25 – 1/2 (33 1/3) = 25/3 = 8 1/3

Jadi Pe = 8 1/3
Dengan demikian interval harga jual per unit dimana perusahaan tidak mengubah output adalah antara 8 1/3 sampai dengan 13 1/3, atau pada MR vertikal, yaitu CD.

BAB III
 PENUTUP
Kesimpulan :
Jadi, pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Sedangkan Duopoli adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoli hanya ada dua perusahaan.
Adapun ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut:
1.)    Terdapat sedikit penjual yang menjual produk substitusi, artinya yang mempunyai kurva permintaan dengan elastisitas silang yang tinggi.
2.)    Terdapat rintangan untuk memasuki industri oligopoli karena perusahaan yang ada dalam pasar hanya sedikit.
3.)    Keputusan harga yang diambil oleh suatu perusahaan harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang lain dalam industri.
Keseimbangan: Oligopolis akan mencapai keseimbangan jika perusahaan dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga dengan para pesaing. Begitu pula pada keuntungan maksimum pada pasar oligopoli, akan dicapai pada tingkat output dan harga dimana dipenuhi kondisi MC = MR.
Dalam pasar Oligopoli tentu mempunyai kelebihan dan kelemahannnya, diantaranya sebagai berikut ;
a. Kelebihan pasar :
Ø  Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
Ø  Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
Ø  Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual.
Ø  Adanya penerapan teknologi baru.

b. Kelemahan :
Ø  Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan.
Ø  Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong  timbulnya inflasi.
Ø  Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing kurang.
Ø  Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik  faktor produksi.
Ø  Sulit ditembus / dimasuki perusahaan baru.
Ø  Bisa berkembang ke arah monopoli perusahaan dalam pasar oligopoli.














DAFTAR PUSAKA
  Billas,Richard A, Microeconimic Theory, 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill,1985.
  Case,Karl E and Ray C, Fair,principles of economics 4th ed.New Jersey: Prentice-Hall,1996.
  Chiang, Alpha C,fundamental Methods of Mathematical Economics3rd ed. Manila: McGraw-Hill,1984.
  Ferguson, C.E and J.P Gould, MicroeconomicsTheory, 4th ed. Kuala Lumpur: Irwin 1975.
  Kadariah, Teori Ekonomi Mikro, Ekonomi edisi revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia, 1994.
  Lipsey, Richard G, et al, E.conomics, 9th ed. Singapore: Harper Collins, 1990.
  Nicholson, Walter, Intermediate Microeconomics and Its Application, 3rd ed.New York: The Dryden Press,1983.
  Pindyck, Robert S. And Daniel L. Rubinfeld, Microeconomics, 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall, 1998.
  Resurecctioon Celedenio O, Basic Economic Concepts in Philippine Context. Quezon City:Phoenix Publising House, 1975
  Schiller, Bradley R, Essentials of Economics, 2nd ed. New York, N.Y.:McGraw-Hill, 1996.
  Sicat, Gerardo P, Economics, Manila: National book store, 1983.       
  Sukirno,Sadono,Mikroekonomi, edisi ketiga. Kuala Lumpur: Aneka Publishing, 1993.
  Tjokoprajitno,Soeheroe,Matematika Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1994.
  Villegas, Bernardo M, Economics for the Consumer, 4th ed. Metro Manila: Sinag-Tala Publisher, 1983.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar