DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR Halaman
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan
Masalah ……………………………………………………. 1
1.3 Tujuan Penulisan
……………………………………………………… 2
BAB II. Pasar Oligopoli
1. Pengertian Pasar
Oligopoli …………………………………................... 3
2. Terbentuknya Pasar
Oligopoli …………………………………………..
3. Karakteristik Pasar
Oligopoli …………………………………………... 4
4. Ciri – ciri Pasar
Oligopoli ...……………………………………….......... 5
5. Sifat – Sifat Pasar
oligopoli ..………………………………………....... 6
6.Jenis – jenis Pasar
Oligopoli ...………………………………………....... 6
7. Keseimbangan
Oligopolis …………………………………………........ 6
2.1. Model Kinked
Demand …………………………………………....... 7
2.2. Model
Kepemimpinan Harga ……………………………………….. 8
8. Duopoli
…………………………………………..................................... 9
3.1. Model Cournot
………………………………………….................... 9
3.2. Model Stackelberg ………………………………………….............. 10
3.3. Model Betrand
………………………………………….................... 11
3.4. Model Chamberlin
………………………………………….............. 11
9. Maksimasi
Keuntungan Oligopoli ……………………………………… 12
10. Hubungan
Antar Perusahaan Dalam Pasar Oligopoli ………………… 12
4.1.
Oligopoli dengan kesepakatan ……………………………………… 12
4.2.
Oligopoli tanpa kesepakatan ………………………………………… 13
11.
Bentuk-bentuk Kerjasama dalam Struktur Pasar Persaingan Oligopoli.. 13
12.
Hambatan
Dalam Persaingan Oligopoli ………………………………. 15
5.1.
Skala Ekonomis ………………………………………….................. 15
5.2.
Ongkos Produksi yang Berbeda …………………………………….. 15
5.3.
Keistimewaan Hasil Produksi ………………………………………. 15
13.
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli …………………………... 16
14.
Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli …………………... 17
BAB III. Penutup
KESIMPULAN
…………………………………………………………………… 21
DAFTAR
PUSAKA ……………………………………………………………… 22
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ekonomi mikro yang berjudul “ Pasar Oligopoli” Makalah ini
disusun agar mahasiswa- mahasiswi Universitas Antakusuma
dapat mengetahui lebih jelas tentang bagaimana sebenarnya bentuk pasar
oligopoli.
Kami menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan karena dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman- teman demi kesempurnaan makalah ini.
kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa- mahasiswi khususnya mahasiswa- mahasiswi Universitas Antakusuma tentang pasar oligopoli disetiap kegiatan, serta kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu kami atas terwujudnya pembuatan makalah ini.
Pangkalan Bun, Desember 2013
Hormat kami,
Kami menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan karena dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman- teman demi kesempurnaan makalah ini.
kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa- mahasiswi khususnya mahasiswa- mahasiswi Universitas Antakusuma tentang pasar oligopoli disetiap kegiatan, serta kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu kami atas terwujudnya pembuatan makalah ini.
Pangkalan Bun, Desember 2013
Hormat kami,
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar
merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada
dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas.
Pasar juga merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli
untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa yang
diperjualbelikan. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar
oligpoli mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya
setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan
permainan-permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung
dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan,
pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan
untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur
pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital
intensif yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri
kertas. Dalam
Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori
perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan
reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan
kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk
membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai
oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai
kartel.
1.2.
Rumusan masalah
1.
Apa
pengertian dari pasar oligopoli ?
2.
Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan
terbentuknya pasar oligopoli ?
3.
Bagaimana karakteristik pasar oligopoli
?
4.
Apa saja yang menjadi ciri-ciri dari pasar oligopoli ?
5.
Menyebutkan
apa saja sifat-sifat dari pasar oligopoli ?
6.
Apa saja jenis-jenis pasar oligopoli ?
7.
Bagaimana model oligopoli yang menjadi
titik keseimbangan oligopolis ?
8.
Apa
pengertian dari duopoli dan bagaimana saja model kurva yang digambarkan ?
9.
Bagaimana
letak posisi perusahaan oligopoli pada saat mendapatkan keuntungan ?
10.
Bagaimana hubungan antara perusahaan
dalam pasar oligopoli ?
11.
Bagaimana bentuk kerjasama dalam srtuktur pasar
oligopoli ?
12.
Apa saja kelebihan dan kekurangan pasar
oligopoli ?
13.
Apa saja hambatan-hambatan dalam
persaingan oligopoli ?
14.
Bagaimana contoh nyata dan contoh soal yang berhubungan pasar
oligopoli ?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui apa pengertian/definisi dari pasar oligopoli.
2.
Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor
yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli.
3.
Dapat mengenal karakteristik dari pasar
oligopoli.
4.
Mengetahui apa-apa saja yang menjadi
ciri-ciri dari
pasar oligopoli.
5.
Mengetahui apa-apa saja yang menjadi sifat-sifat dari pasar oligopoli.
6.
Mengetahui jenis-jenis pasar oligopoli.
7.
Mengenal model-model oligopoli yang
menjadi titik keseimbangan oligopolis.
8.
Untuk
dapat mengetahui apa pengertian dari duopoli dan model kurva yang digambarkan.
9.
Mengetahui
maksimasi keuntungan pasar oligopoli.
10.
Mengetahui hubungan antara
perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli.
11.
Dapat mengetahui bentuk-bentuk kerjasama
dalam srtuktur pasar oligopoli
12.
Dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan pasar oligopoli.
13.
Mengetahui hambatan-hambatan dalam
persaingan oligopoli.
14.
Mengetahui contoh yang berhubungan
dengan pasar oligopoli
serta contoh soalnya..
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pasar Oligopoli
Istilah
Oligopoli berasal dari bahasa Yunani,
yaitu: Oligos Polein yang
berarti: yang menjual sedikit atau beberapa penjual. Beberapa penjual dalam
konteks ini, maksudnya di mana penawaran satu jenis barang di kuasai oleh
beberapa perusahaan, beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak
10 atau 15 perusahaan. Teori oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang.
Istilah oligopoly pertama kali digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya
pada tahun 1916, yaitu “Utopia 11". Dalam karya tersebut dikatakan bahwa
harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi ketika perusahaan di pasar
lebih dari satu. Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali diformalkan oleh Augustin
Cournot pada tahun 1838 melalui karyanya “Researches
sur les priciples mathematiques de la theorie des richesses”. Lima puluh
tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh Bertrand. Meskipun menuai banyak
kritik, namun hingga kini teori Cournot tetap dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori
oligopoli lainnya. Pasar oligopoli
adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen
atau penjual dalam satu wilayah area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana
terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling
bersaingan. Ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoli Pasar Oligopoli
merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak sempurna. Dimana pasar
Oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual
yang memproduksi barang sejenis.
2. Faktor Penyebab
Terbentuknya Pasar Oligopoli
a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam
industri mobil, semen, kertas, pupuk, dan peralatan mesin, umumnya berstruktur
oligopoly. Teknologi padat modal (capital intensive) yang
dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata
minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalamskala sangat besar. Keadaan
diatas merupaka hambatan untuk masuk (barriers to entry) bagi
perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoly hanya
terdapat sedikit produsen.
b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga
struktur pasar lainnya ( persaingan sempurna, monopoli,dan pasar monopolistik
), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga.
Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak
menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena dalam
industri oligopoli, kemampuan keungan yang besar saja tidak cukup sebagai modal
untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus mempunyai kemampuan
manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang
persaingannya lebih kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memilki kemampuan
tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit
produsen.
Contohnya dalam industri mobil, untuk satu jenis mobil, skala
efisiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50.000 – 100.000 unit per
tahun. bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal
seluruhnya anatara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya
produksi per mobil puluhan juta rupiah, dana yang dibutuhkan untuk berproduksi
ratusan miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal,
maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus mempersiapkan dana
triliunan rupiah.
3. Karakteristik Pasar Oligopoli
Ada beberapa karakter pasar oligopoli, antara lain adalah :
a. Hanya Sedikit
Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms)
Secara teoristis sulit
sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar dapat
dikatakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan
diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua
perusahaan (duopoli). Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industri dapat
diukur dengan menghitung rasio konsentrasi (concentration ratio). Rasio
konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoli dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai dengan delapan perusahaan).
Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio atau
CR4) adalah 60%, berarti 60% output dalam industri dikuasai oleh empat
perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang
semakin bersaing sempurna. Pasar suatu industri dinyatakan berstruktur
oligopolistik apabila CR4 melebihi 40%. Dapat juga diukur delapan perusahaan
(CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80, berarti 80% penjualan output dalam industri
dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
b. Produk Homogen atau
Terdiferensiasi (Homogen or Diferentiated Product)
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli
merupakan peralihan antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat
output yang dihasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam mencapai
kondisi optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna
perusahaan mengatur jumlah output (output strategy) untuk meningkatkan laba,
dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan
output, maka dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan adalah
persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy).
Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industri
mobil, rokok, film kamera. Sedangkan yang menghasilkan produk homogen adalah
industri baja, pipa, paralon, seng dan kertas.
Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar
yang oligopolistik. Semakin besar tingkat diferensinya, perusahaan makin tidak
tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoli
dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari
perusahaan-perusahaan lawan.
Di luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industri
oligopoli yang menghasilkan produk homogen lebih sedikit, karena pada industri
oligopoli dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen
terhadap produk (merek) tertentu.
c. Pengambilan
Keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence Decisions)
Keputusan perusahaan
dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya,
baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih di luar industri
(potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk
industri, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi menetapkan harga jual
terbatas (limiting prices) yang membuat perusahaan menikmati laba super normal
di bawah tingkat maksimum.
d. Kompetisi Non Harga
(Non Pricing Competition)
Dalam upayanya
mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun
juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat
berupa sebagai berikut :
1) Pelayanan purna
jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra
yang baik terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi
perilaku konsumen
Keputusan investasi
yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efisiensi
yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan
intelijen industri untuk memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan
dan kelemahan pesaing nyata maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat
penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan
yang diambil.
4. Ciri-ciri Pasar Oligopoli
Ciri-ciri pasar
oligopoli sebagai berikut :
a. Pasar oligopoli hanya terdiri atas sekelompok kecil
perusahaan. Dalam pasar oligopoly
terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan di
samping itu pula terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa
tersebut saling memengaruhi satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap
perusaan harus mengambil keputusan dengan hati-hati dalam mengubah harga,
bentuk barang, corak produksi dan sebagainya. Sifat saling memengaruhi (mutual
interpendence) ini merupakan sifat khusus dari pasar oligopoli.
b. Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak
atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar
tertentu. Barang yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan barang
yang standar misalnya pada industry penghasil barang mentah (baja dan
aluminium) dan industry bahan baku (semen dan bahan bangunan). Selain itu pada
pasar oligopoly juga memproduksi barang yang berbeda corak. Barang yang
diproduksi adalah barang akhir seperti industry mobil, industry rokok, industry
pesawat terbang, dan lain-lain.
c. Hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang
menguasai pasar.
Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan)
besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi). Karena ada ketergantungan
dalam perusahaan tersebut untuk saling menunjang. Contoh: bakrie group memiliki
pertambangan, property, dan perusahaan telefon seluler (esia)
d. Adanya hambatan bagi pesaing baru.
Perusahaan yang telah lama dan memiliki pangsa
pasar besar akan memainkan peranan untuk menghambat perusahaan yang baru masuk
ke dalam pasar oligopoly tersebut.
e. Adanya saling ketergantungan antar perusahaan
(produsen).
f.
Advertensi
(periklanan) sangat penting dan intensif.
Untuk menciptakan brand image, menarik market
share dan mencegah pesaing baru. Dalam pasar ini peran iklan sangat membantu
peusahaan dagang karena iklan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat atau
calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti ampuh dalam menarik perhatian
calon pembeli yang ingin memilih barang-barang , dengan mudah perusahaan
membuat iklan tentang produknya dengan keunggulan-keunggulan produknya
dibanding produk perusahaan lain atau perusahaan pesaing.
g. Sulit Dimasuki Perusahaan Baru.
Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan
sulit dimasuki oleh perusahaan baru, karena image dari perusahaan yang sudah
lama terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan yang baru muncul
yang menawarkan barang yang sama namun pembeli atau konsumen tidak tau kualitas
dari barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut.
h. Harga Jual Tidak Mudah Berubah.
Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar
tidak cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah
berubah, mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang
diluncurkan oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun
apa bila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk
membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya
yang menjual varian yang sama namu harga lebih murah dengan kualitas yang
hampir sama.
5.
Sifat Pasar Oligopoli
• Harga produk relative sama
• Perbedaan produk merupakan kunci sukses
• Sulit masuk pasar, karena butuh sumber daya
yang cukup besar
• Perubahan harga akan di ikuti perusahaan
lainnya.
6. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a.
Oligopoli Murni (Pure
Oligopoly)
Jenis ini merupakan
praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang
bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral.
b. Pasar Oligopoli dengan Pembedaan
(Differentiated Oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu
bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan,
misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek
terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki.
7. Keseimbangan Oligopolis
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoli disebut Oligopolis
sebagai produsen, keseimbangan oligopoly tidak menekan dimensi waktu, melainkan
kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak, bukan saja dilihat dari kemampuan
mengatur output dan harga, tetapi juga kemampuan memprediksi prilaku pesaing. Karena
itu oligopolis akan mencapai keseimbangan jika perusahaan dapat melakukan apa
yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi untuk mengubah jumlah
output dan harga. Demikian juga dengan para pesaing.
Begitu kompleksnya
situasi dalam pasar oligopoli, membuat para ekonom mengembangkan berbagai model
untuk menganalisis prilaku oligopolis. Sayangnya, tidak ada satupun model yang
dapat diterima secara umum sebagai model terbaik. Dalam penjelasan berikut ini,
akan dibahas model permintaan yang patah ( kinked demand model ) dan
model kepemimpinan harga ( price leadership model ).
1. Model
Kinked Demand
Model Kurva Permintaan Patah –
Kinked Demand model dikembangkan oleh SWEEZY pada tahun 1939. Dua pemikiran
penting yang dilontarkan Sweezy adalah bahwa harga dalam pasar oligopoly
bersifat kaku ( inflexible ) dan oligopolis mengambil keputusan berdasarkan
sikap ( scenario ), pesimis ( pesimis way ). Permintaan sangat elastic bila
harga dinaikkan dan inelastic bila harga diturunkan. Oleh karena itu, ia mengenalkan kurva
permintaan patah sebagai alat operasional untuk menentukan keseimbangan di
pasar oligopoli.
Kurva permintaan produsen
oligopoli mempunyai “patahan” yang mencermikan pola prilaku produsen sebagai
berikut: jika produsen menurunkan harga jual untuk outputnya, ia mengharapkan
bahwa lawannya akan mengikuti menurunkan harga sehingga terjadi kenaikan jumlah
barang yang di minta di pasar walaupun kenaikan jumlah barang yang diminta bagi
produsen yang menurunkan tidak seperti yang diharapkan. Dalam artian bahwa
tambahan jumlah barang tidak mengikuti kurva D1 tetapi mengikuti kurva KD2. Misalnya pada
penurunan harga dari P menjadi P1,
bukannya diikuti perubahan jumlah yang diminta menjadi OQ2 tetapi
hanya OQ1. Tetapi kalau produsen meningkatkan harga, produsen yang
lain tidak akan mengikutinya sehingga siprodusen itu akan menanggung rugi dalam
bentukberkurangnya jumlah barang yang diminta.
Konsekuensi dari pemikikiran
tersebut adalah perusahaan menghadapi dua skenario permintaan. Skenario
pertama, sebut saja D1 adalah permintaan dengan asumsi pesaing tidak
bereaksi terhadap strategi perusahaan. Permintaan ini sangat elastis.
Permintaan kedua D2 adalah jika pesaing bereaksi terhadap strategi
perusahaan. Permintaan ini tidak elastis, seperti digambarkan diagram berikut ini.
Kurva
permintaan perusahaan oligopoli
![]() |













C

D

MR2
0 E

Kurva permintaan patah juga
mencerminkan adanya ketegaran harga ( Stickiness of Prices ) pada situasi
perubahan ongkos. Dan juga merupakan manifestasi dari ketidaktentuan di pasar
oligopoly dalam hal harapan adanya reaksi dari pihak lawan dengan dengan adanya penurunan harga
tetapi bukan pada waktu ada kenaikan harga.
Model ini banyak mendapatkan kritik
karena tidak menjelaskan seberapa besar / panjang patahan tersebut. Dan sering
dikatakan bukan sebagai teori harga tetapi sekedar alat untuk menunjukkan
mengapa harga akan cenderung tidak berubah.
2. Model
Kepemimpinan Harga ( Price Leadership Model )
Dalam model ini perusahaan yang dominan
mengambil inisiatif dalam penentuan harga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
laba dengan membentuk kolusi secara implisit ( implicit collusion ). Dikatakan kolusi karena perusahaan dominan
berharap perusahaan lain mengikuti langkah tersebut. Dikatakan implicit karena
kolusi tidak berdasarkan perjanjian formal. Produsen dominan memberikan sinyal
harga ( price signaling ), misalnya
dengan menggunakan media massa ( konferensi
pers ). Produsen dominan memiliki posisi penentu harga ( price taker ). Diagram berikut
menggambarkan secara grafis. Di Indonesia, semen Tiga Roda ( Indocement ), dan
film Fuji adalah contoh price leader
dalam pasar yang oligopolistik.
Model
Kepemimpinan Harga Oligopolis

Permintaan pasar adalah Dm yang merupakan
permintaan total yang dihadapi setiap perusahaan dalam pasar. Pada saat harga P1,
perusahaan dominan tidak berproduksi. Bila harga P2, permintaan
perusahaan dominan identik dengan permintaan industry, karena permintaan
terhadap perusahaan lain sudah tidak ada ( nol ). Struktur penawaran industry
di gambarkan dengan kurva Sm yang merupakan penjumlahan biaya marginal seluruh
perusahaan dalam industri.Sedangkan permintaan perusahaan dominan adalah Dd
dengan struktur penawaran Sd. Untuk mencapai laba maksimum, perusahaan dominan menyamakan MR dan MC, sehingga
menjual seharga Pd degan output sejumlah Qd.
Karena posisinya hanya sebagai penerima
harga, perusahaan – perusahaan lain menetapkan jumlah produksi berdasarkan
harga yang ditetapkan perusahaan dominan (Pd). Dengan harga jual Pd per unit,
jumlah output yang menghasilkann laba maksimum adalah Qs, pada saat Pd=Sm.
Jumlah output yang di produksi industri adalah Qm = Qs + Qd.
Seandainya
kolusi eksplisit diijinkan, produsen membentuk kerja secara formal yang disebut
kartel. Seperti yang dilakukan oleh negara-negara penghasil minyak bumi dalam
kartel OPEC. Pembentukkan kartel menyebabkan produsen yang bergabung memiliki
posisi oligopolis dominan dan dapat mengambil inisiatif penentuan harga. Alat
analisis prilaku kartel sama persis dengan alat analisis prilaku perusahaan
dominan. Untuk mencapai hasil maksimal, dua syarat harus dipenuhi kartel, yaitu
memiliki potensi monopolis ( permintaan inelastis ) serta memelihara kekuatan
dan stabilitas kerjasama (komitmen).
8. Duopoli
Duopoli adalah keadaan khusus
dimana dalam pasar oligopoli hanya ada dua perusahaan. Model ini dikembangkan
untuk melihat lebih tajam interaksi antar perusahaan dalam pasar oligopoli.
1. Model Cournot
Dalam model Cournot di anggap bahwa
produsen duopolis mempunyai produk dan ongkos yang identik serta masing-masing
produsen bertujuan memaksimumkan keuntungannya pada setiap periode tetapi
mungkin keuntungan industri tidak maksimum.
Model Cournot mendorong tercapainya
keseimbangan yang stabil karena semakin banyak produsen yang ada dalam industri
semakin besar pula jumlah barang yang ditawarkan. Sehingga akan menurunkan
harga, dimana tingkat harga dalam pasar duopoli lebih rendah dari pada harga di
pasar monopoli tetapi masih lebih tinggi jika di bandingkan dengan harga pada
persaingan sempurna. Keseimbangan dalam model cournot ditentukan oleh
perpotongan antara 2 kurva reaksi (reaction curve).
Yang dimaksud dengan kurva reaksi adalah kurva yang menunjukkan bagaimana
produsen I akan menentukan besarnya output sebagai reaksi atas keputusan
produsen II dalam berproduksi.
Gambar berikut menunjukkan kedua kurva reaksi bagi produsen I dan
produsen II. Keseimbangan tercapai pada titik E dan keseimbangan ini dikatakan
stabil karena kurva reaksi produsen I lebih landai dari pada kurva produsen II.

![]() |
E

QI
Kurva Reaksi Cournot
Pertanyaan
timbul mengapa produsen memilih posisi E Jawaban yang disajikan oleh cournot
adalah bahwa produsen-produsen tidak pernah mau mempertimbangkan pengalaman
masa lalunya dalam mengambil keputusan. Dan ini merupakan salah satu kelemahan
dari model cournot.
Model
Keseimbangan Cournot
(Cournot Equilibrium Model)


perusahaan

20
![]() |



Kurva
reaksi perusahaan II


10 30 Q1
Kedua
duopolis akan mencapai keseimbangan bila reaksinya sama( Q1 = Q2
). Dengan penyelesaian matematika sederhana, keseimbangan akan tercapai pada
saat Q1 = Q2 = 10 unit. Jika P = 30 – Q, maka harga
keseimbangan adalah 20. Keseimbangan ini disebut keseimbangan Cournot atau
titik Cournot.
2. Model Stackelberg
Dalam model Stackelberg
menganggap bahwa salah satu produsen duopoli sudah cukup mampu dalam mengenal
tindakan lawannya pada anggapan model Cournot. Ini berarti bagi produsen yang
telah mapan akan mampu untuk menentukan kurva reaksi dari pihak lawan dan
memasukkanya dalam fungsi ongkosnya yang selanjutnya ia akan bertindak
sebagaimana monopolis mencapai keuntungan maksimum yaitu MR = MC < P.
Sehingga produsen yg telah mapan ini dikatakan sebagai penentu harga sedangkan
produsen yang lemah menkadi pengikut ( follower ).
Ringkasnya jika terjadi perbedaan antara produsen yang telah
mapan dan yang lemah, maka akan terjadi keseimbangan yang stabil karena
produsen yang lemah akan mengikuti. Tetapi jika keduanya merupakan produsen
yang mapan maka situasi pasar akan menjadi labil karena masing-masing
menginginkan bertindak sebagai pemimpin dalam menentukan harga. Situasi ini
dikenal sebagai ketidakseimbangan Stackelberg ( STACKELBERG’S DISEQUILIBRIUM )
dan akibatnya terjadi perang harga sampai salah satunya dinyatakan kalah atau
terjadi persetujuan antar mereka. Dan jika terjadi kerjasama ataupun yang satu
dinyatakan kalah, maka akan tercapai keseimbangan.
Diluar dari pembahasan tentang
Duopoli, ada pula beberapa model yang dikembangkan oleh ahli ekonom,
diantaranya :
1.
Model Bertrand
Model yang di sajikan oleh Bertrand, menganggap bahwa
setiap produsen mengharapkan bahwa lawannya akan menjaga harga jualnya tetap,
tidak terpengaruh dengan keputusan yang diambil. Dalam hal ini, setiap produsen
dihadapkan pada kurva permintaan yang sama dan masing-masing bertujuan mendapatkan
keuntungan maksimum, pada anggapan bahwa pihak lawan akan menjaga harganya
tetap.
Dalam model Bertrand ini, keseimbangan
dicapai pada perpotongan antara kurva reaksi produsen I dengan kurva reaksi
produsen II yaitu pada titik E. Dan keseimbangan ini dikatakan stabil karena
adanya pergerakan dari titik (ataupun titik-titik sepanjang garis PI=PII)
tersebut akan didorong kembali ke titik E.
Yang perlu dicatat dalam model Bertrand
ini adalah bahwa keuntungan maksimum industri tidak terapai karena dalam kenyataannya
produsen bertindak sangat sederhana dengan meganggap bahwa lawannya akan selalu
menjadi harga jualnya tetap. Dan inipun merupakan salah satu kelemahan
Bertrand. Dan dalam model Bertrand anggapan di atas lebih reaslistik karena
dalam kenyataannya produsen-produsen selalu menjaga harga jualnya tetap kecuali
dalam masa inflasi.
![]() |
PII



E

PI
Kurva Reaksi
Betrand
2. Model Chamberlin
Model Oligopoli
dari Chamberlin menyarankan bahwa keseimbangan yang stabil akan dicapai dengan
menemukan harga sebagaimana yangditentukan oleh si monopolis bagi seluruh
produsen yang ada dalam industri. Jika para produsen yang ada dalam industri.
Jika para produsen mengetahui interdependensi antara mereka maka keuntungan
industri akan terapai. Hamberlin berpendapat seandainya para produsen tidak
menyadari adanya interdepensi (saling bergantung), maka industri akan mencapai
keseimbangan Cournot ataupun keseimbangan Cournot ataupun keseimbangan
Bertrand.
Cahmberlin menolak adanya anggapan
bahwa kebebasan bertindak oleh lawan tanpa memperhatikan tindakannya. Dan
Chamberlin menganggap bahwa penyelesaian secara monopoli dapat dicapai tanpa
adanya kerjasama antar produsen (collusion) ini berarti bahwa produsen dianggap
cukup mampu untuk mengetahui adanya saling bergantung yang mereka ketahui dari
kesalahan yang pernah mereka buat dan enerima posisi terbaiknya yaiu dengan
menentukan harga secara monopoli P
> MC.
Model Chamberlinpun ada
kelemahannya, khususnya dengan adanya anggapan bahwa bahwa tidak ada produsen
baru masuk ke dalam industri “closed model”.
9. Maksimasi Keuntungan Oligopoli
Keuntungan
Maksimum pada pasar oligopoli dicapai pada tingkat output dan harga dimana
dipenuhi kondisi MC = MR, hal ini dikarenakan ada saat-saat MR bergerak
vertikal maka harga bersifat tetap (rigid) dan cenderung berada pada harga yang
ditetapkan pada permulaannya.
Harga dan Ongkos




D1





MC0

MR2 D

( Gambar Kurva
Maksimasi Keuntungan Oligopoli )
10.
Hubungan Antar Perusahaan Dalam Pasar Oligopoli
Ada dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang
terdapat di dalam pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
a.
Oligopoli dengan
kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Kesepakatan antara
perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan produksi
(kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan
menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing
perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga
pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah
produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan
harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa
pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada
banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama.
b.
Oligopoli tanpa
kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Persaingan antar
perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan jumlah
produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling
berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan
jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari pesaingnya).
Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi
dalam pasar persaingan ini sehubungan dengan tingkat harga dan jumlah produksi
(produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu sebagai berikut :
1. Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba
memperbanyak jumlah produksinya agar harga jual produknya relatif lebih murah
dibandingkan dengan pesaingnya, maka biasanya langkah ini akan diikuti oleh
pesaing dengan menurunkan harga jual produknya.
2. Bila satu perusahaan mulai menurunkan harga
jual produknya tanpa menambah jumlah produksinya dengan maksud untuk menguasai
pangsa pasar, maka langkahnya akan diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan
cara menurunkan harganya semata atau menurunkan harga dengan cara menjual lebih
banyak produknya di pasar.
3. Bila satu perusahaan menaikkan harga jual
produknya, baik dengan cara langsung pada penurunan harga ataupun dengan cara
mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain relatif tidak akan
mengikutinya.
11.
Bentuk-bentuk Kerjasama
dalam Struktur Pasar Persaingan Oligopoli
Struktur pasar
oligopoly memungkinkan adanya kerjasama, baik secara diam-diam atau secara
terang-terangan. Ada 3 hal yang menjadi keuntungan dalam sebuah perusahaan yang
melakukan sebuah kerjasama, yaitu :
1) Dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, jika
perusahaan mengurangi persaingan antara perusahaan lain yang bertindak seperti
monopolis.
2) Dengan mengadakan kerjasama, perusahaan dapat
mengurangi ketidakpastian yang ada, dalam artian tindakan produsen yang satu
terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerjasama.
3) Dapat menutup kemungkinan masuknya produsen
baru dalam industri.
Dalam bentuk kerjasama struktur pasar oligopoli, dapat dikategorikan
kerjasama sempurna dan tidak sempurna. Bentuk kerjasama sempurna adalah KARTEL,
dimana Kartel merupakan organisasi resmi antar produsen dalam suatu industri
yang bertujuan mengalihkan suatu keputusan manajemen dan fungsi produksi
individu kedalanm asosiasi pusat agar dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Adanya pemindahan fungsi produsen individu kedalam asosiasi
mempunyai tingkat perbedaan, yaitu sebagai : THE CENTRALIZED CARTEL & THE
MARKET SHARING CARTEL.Dalam bentuk The Centralized Cartel, pengambilan
keputusan yang menyangkut harga output ( produksi ), penjualan dan distribusi
keuntungan diantara anggota diatur oleh puat asosiasi. Produsen yang menjadi
anggota diwakili oleh pusat asosiasi dalam artian bahwa dalam pengambilan
keputusan didasarkan atas pertukaran pikiran antar anggota, negoisasi dan
perjanjian. tetapi kekuatan seseorang produsen dalam kartel tidak
proposional.Sedangkan dalam bentuk The
Market Sharing Cartel, hanya mengadakan perjanjian dalam pembagian pasar.
Ini berarti bahwa anggota setuju atas pembagian pasar tersebut dengan atau
tanpa menentukan harga jual masing-masing. Masing-masing anggota berhak menjual
outputnya, namun harus memenuhi ketentuan perjanjiannya.
Bentuk kerjasama tidak sempurna adalah secara diam-diam diantara
produsen sejenis mengadakan kerjasama / perjanjian dalam penentuan harga atau
jumlah produksi. Perjanjian dalam penentuan harga The Price Leadership Arrangement,
biasa terjadi pada industri baja, tembakau, minyak dan lainnya.
Tujuan dari adanya kartel ini adalah pembagian pasar. Mereka
setuju dalam membentuk pasar jika masih mempertimbangkan kebebasan yang
menyangkut bentuk dan macam output yang dihasilkan oleh masing – masing
produsen serta kegiatan penjualan oleh masing – masing produsen.
Secara matematis, keadaan pencapaian
keuntungan maksimum adalah sebagai berikut :
(1). R = f ( Xa + Xb
) = pendapatan total kartel (5). π = f ( Xa + Xb ) - g
( Xa ) - h (Xb )
(2). Ca = g ( Xa ) =
ongkos total produsen A
(3). Cb = h ( Xb ) =
ongkos total produsen B
(4). π = R – ( Ca + Cb ) adalah
keuntungan
Keuntungan
maksimum dicapai jika :


f’ ( Xa + Xb ) = g
( Xa ) = h ( Xb ) atau MR = MR dari produsen A dan mc dari produsen B.
Secara
gafis, keuntungan maksimum dicapai seperti pada gambar berikut.
Keuntungan Kartel



Firm A Firm
B Industry















mr



Ca MR
D MR



Kurva permintaan dan pendapatan
marginal industri adalah DD dan MR. Sedangkan kurva ongkos marginal dibentuk
dari ongkos marginal jangka pendek dari setiap produsen yang ada di industri.
Untuk setiap output agen pusat harus meminimumkan ongkos produksi bagi
industri. Tujuan ini akan dicapai jika diadakan penjatahan setiap produsen
anggota sedemikian rupa sehingga ongkos marginal setiap produsen = ongkos
marginal produsen lain pada waktu memproduksi jatah masing-masing. Jika jatah
dibagi secara tepat untuk setiap kemungkinan output industri, maka ongkos
marginal bagi industri merupakan penjumlahan horizontal dari ongkos marginal
jangka pendek setiap produsen yang ada dalam industri.
Keuntungan maksimum dicapai pada
harga P dan output yang dihasilkan adalah X. Setiap produsen invidu harus
berproduksi sesuai dengan jatah dimana ongkos marginal jangka pendeknya sama
dengan pendapatan marginal industri. Jatah bagi produsen A adalah Xa dan jatah
B adalah Xb.
Keuntungan bagi setiap produsen
dapat diketahui juga keuntungan industri. Sedangkan keuntungan per unit output
bagi produsen adalah selisih harga ditetapkan dalam industri dengan ongkos
rata-rata setiap produsen. Keuntungan setiap unit dikalikan dengan output yang
dihasilkan oleh masing-masing produsen merupakan keuntungan produsen yang
disumbangkan ke industri. Keuntungan total industri merupakan penjumlahan dari
keuntungan setiap produsen individu.
12. Hambatan Dalam
Persaingan Oligopoli
Biasanya
perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yang telah
mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku)
serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi
perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya
terdapat kesepakatan/kartel.
Adapun hambatan-hambatan itu
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Skala
Ekonomis
Perusahaan
yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan
untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan
tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat
memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual
produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para
pendatang baru.
b. Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan
bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru daripada
tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan
baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak
disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar
menjadi terampil).
c. Keistimewaan Hasil Produksi
c. Keistimewaan Hasil Produksi
Bagi
perusahaan yang telah lama berdiri dan sama lamanya dengan produk yang
dihasilkan menyebabkan produk tersebut menjadi dikenal oleh masyarakat dan
menciptakan konsumen yang loyal pada produknya. Selain itu, berhubung dengan
tingkat kerumitan produk yang dihasilkan membuat perusahaan baru haruslah
dengan cermat dan hati-hati mempelajarinya sehingga membutuhkan waktu yang
lama, sementara bagi perusahaan lama hal tersebut adalah hal biasa.
Selanjutnya, keistimewaan lain adalah
bahwa perusahaan lama menghasilkan produk yang berfungsi sama akan tetapi
disesuaikan dengan tingkatan pemakaiannya. Misalkan, INTEL, perusahaan
penghasil processor terkenal, sebelumnya bersaing dengan Cyrix dan AMD dengan
mengandalkan produknya, yaitu Intel Pentium (1-4). Akan tetapi, berhubung
banyak pemakai komputer (PC) hanya untuk menjalankan operasi-operasi/program
biasa seperti pengolah data, spreadsheet dan tampilan slide yang hanya
membutuhkan procesor biasa yang umumnya diisi oleh Cyrix dan AMD, maka INTEL
pun membuat Celeron dengan harga relatif sama dengan pesaingnya, namun dengan
kemampuan sama dengan pendahulunya (Pentium 1-4).
13. Kelebihan dan
Kekurangan Pasar Oligopoli
a. Kelebihan pasar oligopoli
1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
Pasar
oligopoli ini sangat memberi kebebasan terhadap pemilihan produk, secara umum
pembeli memperkirakan akan lebih baik membeli produk yang mana yang dibutuhkan
yang mana yang mampu memenuhhi kebutuhan, jadi para pembeli tidak akan di
tawarkan dengan agresif oleh perusahaan dalam pasar ini, namun pembelilah yang
menentukan akan membeli produk dari perusahaan mana.
2. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
Dalam
pasar Oligopoli ini tentu penelitian - penelitian akan banyak terjadi
,contohnya penelitian tentang minat pembeli yang banyak membeli dari perusahaan
lain di banding dengan perusahaan kita , ini merupakan penelitian untuk
pengembangan produk yang perusahaan ini miliki agar dapat menarik pembeli dari
perusahaan pesaing berkat keunggulan kualitas yang dimiliki.
3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya
persaingan penjual.
Didalam
pasar Oligopoli ini kepuasan konsumen atau pembeli sangat berpengaruh karena
bisa saja dengan ketidak puasannya seorang pembeli dapat membuat pembeli lain
ikut tidak puas dan beralih dengan produk lain dari perusahaan yang lain pula.
oleh sebab itu banyak perusahaan bersikap baik dalam halnya pelayanan dan
memperhatikan kepuasan pembeli agar pembeli bersikap loyal dan dapat membeli
produk perusahaan ini dengan jenjang waktu yang lama.
4. Adanya penerapan teknologi baru
Didalam
pasar olihopoli ini penerapan teknologi terbaru sangatlah bermanfaat,
jikateknologi yang semakin berkembang tidak diikuti oleh perusahaan bisa jadi
pembeli akan membeli produk dari perusahaan lain yang memberi penerapan
teknologi terbaru. oleh karena itu penerapan teknologi terbaru dapat memudahkan
perusahaan untuk mengembangkan produknya agar lebih di minati.
b.
Kelemahan pasar oligopoli
1.
Menciptakan
ketimpangan distribusi pendapatan
Dalam
pasar oligopoli ini sering kali terjadi ketimpangan distribusi
pendapatan,dimana perusahaan yang besar yang sudah lama berdiri dan banyak
sekali peminatnya lebih banyak mendistribusikan produk dagangnya yang
mengakibatkan hasil pendapatan yang banyak pula. sedangkan perusahaan yang
kurang di minati pembeli otomatis akan mendistribusikan barang dangangnya dalam
jumlah yang sedikit dan memperoleh pendapatan yang kecil.
2.
Harga yang stabil
dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya
inflasi
Didalam
pasar oligopoli ini harga sangat bergantung, terkadang harga yang mahal itu
menggambarkan kuliatas yang bagus pun belum tentu banyak peminatnya oleh karena
itu perusahaan yang bekecimbung di dalam usaha ini sangat jarang menaikan harga,
itupun jika naik hanya sedikit dan tidak berpengaruh terhadap minat pembeli
sehingga jauh untuk terjadinya inflasi.
3.
Bisa menimbulkan
pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena
semangat bersaing kurang
Didalam
pasar oligopoli ini timbul pemborosan akiban biaya produksi yang besar namu
pemasukan tidak seimbang ini diakibatkan perusahaan yang kurang peminat
bekerjasama dengan perusahaan oligopolis lainnya yang juga kurang peminat untuk
bersaing dengan perusahaan pemimpin pasar, mengapa bisa boros? karena biasanya
dua perusahaan yang mempunyai satu produk kerjasama akan menimbulkan sedikit
penghasilan namun biaya produksi yang sama. akibatnya biaya produksi dan
penghasilan perusahaan tersebut goyan dan bisa menyebabkan pemborosan.
4.
Menimbulkan
eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik
faktor produksi
Didalam
pasar oligopoli ini timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor
produksi , ini dikarenakan minat pembeli yang cenderung memihak terhadap
pemimpin pasar yang mengakibatkan faktor produksi perusahaan yang baru memulai
eksistensinya kurang minat dari pembeli.
5.
Sulit ditembus /
dimasuki perusahaan baru
Didalam
pasar oligopoli ini sulit untuk perusahaan lain bergabung dalam usaha karena
minat pembeli yang tinggi terhadap pimpinan pasar sehingga sangat sulit untuk
perusahaan baru untuk berkembang karena kurangnya peminat dari pembeli
6.
Bisa berkembang ke
arah monopoli
perusahaan dalam pasar oligopoli
Didalam pasar oligopoli ini bisa berkembang kearah
monopoli jika sudah tidak ada yang mampu bersaing dengan pemimpin pasar, ini
mengebabkan monopoli perusahaan ini berlanjut dengan menyaingin produk barang
lainnya yang belum perusahaan ini kuasai. perusaaan ini berkemungkinan
menyaring banyak pembeli karena produk yang lama sudah banyak peminat dan jika
perusahaan ini menonopoli produknya sama dengan produk lain yang banyak di
minati pembeli ,boleh jadi dengan produk terbarunya perusahaan ini dengan mudah
menyaingi perusahaan lama lainnya yang memiliki produk yang belum di miliki
oleh perusahaan ini.
14. Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli
Industri
transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli. Kedua
industri ini sangat padat moral, sehingga di masa lalu negara mengambil
inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi
lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak
pesaing-pesaing baru yang terlibat.Industri transportasi udara telah berhasil
melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan
tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh
manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil
melakukan transformasi seperti itu. Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih
sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya
terwujud dengan baik.Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi
efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon
sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada
di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka
carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai
kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi
karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing
dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari
publik, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih
bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis
dengan tarif yang sangat mahal. Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam
bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan
semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan
pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.
Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat
dari produk-produk GPRS, yang memberikan tarif cukup murah untuk pemakai
layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka,
konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada
pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Contoh lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell
membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamina kini
memiliki pesaing.
Untuk mempertahankan pasarnya Pertaminan harus dapat
meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan efektivitas
dalam kegiatan usahanya.
Adapun contoh
soal :
1). Sebuah perusahaan oligopolis menghadapi dua permintaan :
Q1 =
200 – 10P adalah permintaan jika pesaing tidak bereaksi terhadap keputusan
perusahaan.
Q2 =
100 – 4P adalah permintaan jika pesaing bereaksi terhadap keputusan perusahaan.
a)
Gambarkan kurva permintaan
dan penerimaan marginal (MR) yang relevan bagi perusahaan !
b)
Pada harga jual berapa
pesaing akan bereaksi ?
c)
Hitung interval harga jual
yang menyebabkan perusahaan tidak akan mengubah output !
Jawab :










10 Q1
= 200 – 10P

Q2 = 100 – 4P
E F

Q* 50 100 150 200
kuantitas
MR1
a.
Pada diagram 11.6, kurva
permintaan yang relevan adalah ABF (garis tebal). Di atas P* sampai di titik A,
perilaku perusahaan tidak mengundang reaksi pesaing, sehingga kurva permintaan
yang relevan adalah AB. Jika perusahaan menetapkan harga di bawah P* pesaing
akan bereaksi, karena itu kurva permintaan yang relevan adalah BF. Sehingga
kurva MR yang relevan adalah ACDE.
b.
Perusahaan pesaing akan
bereaksi jika harga jual yang ditetapkan lebih rendah dari P*. Karena P* adalah
titik potong Q1 dengan Q2 maka besarnya
P* dapat diketahui,
Q1=200 - 10P
Q2=100 - 4P - dimana Q1 = Q2

0 = 100 - 6P
P* = 50/3
Pesaing akan bereaksi jika
perusahaan menjual barang dengan harga lebih rendah dari 50/3 per
unit.
c.
Dari jawaban (b),
kita dapat mengetahui jumlah output keseimbangan
adalah:
Q* = 200 – 10 P
= 200 – 10(50/3)
= 33 1/3 unit
Koordinat titik B adalah
pada Q = 33 1/3 dan P = 50/3
Tampak pada diagram 11.6
interval harga di mana perusahaan tidak mengubah output adalah antara Pr sampai dengan Pe (yaitu pada MR yang
vertikal CD).
Posisi titik C (yaitu
harga Pe):
Berada pada MR1
pada saat Q = 33 1/3

∂Q
TR1 = P.Q
Q = 200 – 10P | : 10
1/10Q = 20 - P
P = 20 – 1/10Q
TR1 = P.Q
= (20
– 1/10Q) Q
= 20Q – 1/10Q2

∂Q
Pe = MR1 – Q*
Pe = 20 – 1/5 (33 1/3) = 40/3 =
13 1/3
Jadi Pe = 13 1/3
Posisi titik D (yaitu harga Pr):
Berada pada MR2
pada saat Q = 33 1/3

∂Q
TR2 = P.Q
Q = 100- 4P |: 4
1\4Q = 25 - P
P = 25 – 1/4Q
TR2 = P.Q
TR2 = (25 –
1/4Q) Q = 25Q – 1/4Q2

∂Q
Pe = MR2 – Q*
Pe = 25 – 1/2 (33 1/3) = 25/3 = 8
1/3
Jadi Pe = 8 1/3
Dengan demikian interval harga jual
per unit dimana perusahaan tidak mengubah output
adalah antara 8 1/3 sampai dengan 13 1/3, atau pada MR vertikal, yaitu CD.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
:
Jadi, pasar oligopoli adalah suatu bentuk
persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu
wilayah area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa
produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Sedangkan Duopoli adalah keadaan khusus
dimana dalam pasar oligopoli hanya ada dua perusahaan.
Adapun
ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut:
1.) Terdapat sedikit penjual yang menjual produk substitusi, artinya
yang mempunyai kurva permintaan dengan elastisitas silang yang
tinggi.
2.)
Terdapat rintangan untuk memasuki industri
oligopoli karena perusahaan yang ada dalam pasar hanya sedikit.
3.)
Keputusan harga yang diambil oleh suatu
perusahaan harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang lain dalam industri.
Keseimbangan: Oligopolis akan mencapai keseimbangan jika perusahaan dapat
melakukan apa yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi untuk
mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga dengan para pesaing.
Begitu pula pada keuntungan maksimum pada pasar oligopoli, akan
dicapai pada tingkat output dan harga dimana dipenuhi kondisi MC = MR.
Dalam pasar Oligopoli tentu
mempunyai kelebihan dan kelemahannnya, diantaranya sebagai berikut ;
a. Kelebihan pasar :
Ø Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
Ø Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
Ø Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya
persaingan penjual.
Ø Adanya penerapan teknologi baru.
b. Kelemahan :
Ø Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan.
Ø Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa
mendorong timbulnya inflasi.
Ø Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada
kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing kurang.
Ø Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan
pemilik faktor produksi.
Ø Sulit ditembus / dimasuki perusahaan baru.
Ø Bisa berkembang ke arah monopoli
perusahaan dalam pasar oligopoli.
DAFTAR
PUSAKA
¶ Billas,Richard
A, Microeconimic Theory, 2nd ed.
Singapore: McGraw-Hill,1985.
¶ Case,Karl
E and Ray C, Fair,principles of economics
4th ed.New Jersey: Prentice-Hall,1996.
¶ Chiang,
Alpha C,fundamental Methods of
Mathematical Economics3rd ed. Manila: McGraw-Hill,1984.
¶ Ferguson,
C.E and J.P Gould, MicroeconomicsTheory, 4th
ed. Kuala Lumpur: Irwin 1975.
¶ Kadariah, Teori Ekonomi Mikro, Ekonomi edisi
revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia, 1994.
¶ Lipsey,
Richard G, et al, E.conomics, 9th ed.
Singapore: Harper Collins, 1990.
¶ Nicholson,
Walter, Intermediate Microeconomics and
Its Application, 3rd ed.New York: The Dryden Press,1983.
¶ Pindyck,
Robert S. And Daniel L. Rubinfeld,
Microeconomics, 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall, 1998.
¶ Resurecctioon
Celedenio O, Basic Economic Concepts in
Philippine Context. Quezon City:Phoenix Publising House, 1975
¶ Schiller,
Bradley R, Essentials of Economics, 2nd
ed. New York, N.Y.:McGraw-Hill, 1996.
¶ Sicat,
Gerardo P, Economics, Manila:
National book store, 1983.
¶ Sukirno,Sadono,Mikroekonomi, edisi ketiga. Kuala
Lumpur: Aneka Publishing, 1993.
¶ Tjokoprajitno,Soeheroe,Matematika Ekonomi. Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI, 1994.
¶ Villegas,
Bernardo M, Economics for the Consumer, 4th
ed. Metro Manila: Sinag-Tala Publisher, 1983.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar